untuk melihat fungsi bahasa sebagai kontrol sosial, dapat dilihat dengan contoh kasus banyaknya pengguna media sosial yang menggunakan bahasa singkatan, alay, gaul yang terkadang juga menyinggung perasaan orang lain. dalam hal ini fungsi bahasa bisa diliat dari dua sudut pandang,
1. Yang pertama dari sudut pandang pelaku
Perlu kiranya kita sepakati terlebih dahulu bahwa bahasa sebagai alat kontrol sosial juga dapat diartikan bahwa peranan bahasa sebagai alat untuk melakukan kontrol ketika menyampaikan sesuatu kepada lawan bicaranya.
Melihat dari sudut pandang pelaku, jelas bahwa karakteristik netizen yang suka mengkritik, nimbrung dalam urusan orang lain, sok tahu, dan kadang menghakimi sebagai tanda bahwa sudah kurang berfungsinya bahasa sebagai alat kontrol sosial, karena dengan berperilaku demikian sepertinya netizen kurang berhati-hati dalam menggunakan bahasa di media sosial dan terkesan tidak melakukan kontrol ketika menyampaikan sesuatu kepada lawan bicaranya.
2. Yang kedua dari sudut pandang orang ketiga
Selain yang disebutkan pada point pertama, bahwa suatu bahasa juga dapat digunakan untuk mengontrol suatu kegiatan manusia, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbangsa dan bernegara.
Melihat dari sudut pandang orang ketiga, bahwa bahasa sebagai kontrol sosial di media sosial sekarang ini masih berfungsi dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa ketika di media sosial ada yang berperilaku seperti mengkritik, nimbrung dalam urusan orang lain, sok tahu, dan kadang menghakimi, kita sebagai orang ketiga yang memperhatikan penggunaan bahasa oleh netizen langsung bereaksi memberikan tanggapan. Reaksi kita (dalam sudut pandang orang ketiga) inilah yang saya maksudkan bahwa suatu bahasa juga dapat digunakan untuk mengontrol suatu kegiatan manusia, dalam situasi dan kondisi ini, kontrol yang dimaksud adalah menilai baik atau buruknya penggunaan bahasa, jika pun itu adalah hal buruk maka kita bisa berupaya mengarahkan kepada hal yang lebih baik.
إرسال تعليق